Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah
berkata:
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya, Allah menjadikan kunci pembuka shalat adalah bersuci sebagaiman sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Kunci shalat adalah bersuci’, AllahSubhanahu wa Ta’ala menjadikan kunci pembuka haji adalah ihram,
kunci kebajikan adalah kejujuran, kunci surga adalah tauhid, kunci
ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan, kunci kemenangan
adalah kesabaran, kunci ditambahnya nikmat adalah syukur, kunci
kewalian adalah mahabbah dan dzikir, kunci keberuntungan adalah
takwa, kunci taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa
Jalla, kunci dikabulkan adalah doa, kunci keinginan terhadap akhirat
adalah zuhud di dunia, kunci keimanan adalah tafakkur pada hal yang
diperintahkan Allah, keselamatan bagi-Nya, serta keikhlasan
terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian, melakukan, dan
meninggalkan, kunci hidupnya hati adalah tadabbur al-Qur’an,
beribadah di waktu sahur, dan meninggalkan dosa-dosa, kunci
didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap
Khaliq dan berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya, kunci
rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa, kunci kemuliaan
adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, kunci persiapan untuk
akhirat adalah pendeknya angan-angan, kunci semua kebaikan adalah
keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat, kunci semua kejelekan
adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
Ini adalah bab yang agung dari bab-bab
ilmu yang paling bermanfaat, yaitu mengetahui pintu-pintu kebaikan
dan kejelekan, tidaklah diberi taufik untuk mengetahuinya dan
memperhatikannya kecuali seorang yang memiliki bagian dan taufik yang
agung, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menjadikan kunci bagi setiap kebaikan dan kejelekan, kunci dan pintu
untuk masuk kepadanya sebagaimana Allah jadikan kesyirikan,
kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada
Rasul-Nya, dan lalai dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan
hak-Nya sebagai kunci ke neraka, sebagaimana Allah Subhanahu wa
Ta’ala jadikan khamr sebagai kunci segala dosa. Dia jadikan
nyanyian sebagai kunci perzinaan, Dia jadikan melepaskan pandangan
pada gambar-gambar sebagai kunci kegelisahan dan kegandrungan, Dia
jadikan kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya
segala sesuatu, Dia jadikan kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci
kekufuran, Dia jadikan dusta sebagai kunci kenifakan (kemunafikan),
Dia jadikan kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan, memutus
silaturahim, serta mengambil harta dengan cara yang tidak halal dan
Dia jadikan berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala
kebid’ahan dan kesesatan.
Perkara-perkara ini tidaklah
membenarkannya kecuali setiap orang yang memiliki ilmu yang shahih
dan akal yang bisa mengetahui dengannya apa yang ada dalam dirinya
dan apa yang berwujud dari kebaikan dan kejelekan. Maka sepantasnya
seorang hamba memperhatikan dengan sebaik-baiknya ilmu terhadap
kunci-kunci ini dan kunci-kunci yang dijadikan untuknya.”
Referensi:
Ibnul Qayyim, Hadil Arwah 1/48-49
15 NOvember 2013
11 Muharram 1435 H
0 komentar:
Posting Komentar